Cara Kerja DNS Server: Ubah Nama Domain Jadi Alamat IP dengan Cepat
Personal Clouds – DNS (Domain Name System) server adalah sistem di internet dengan cara kerja yang mengubah nama domain yang mudah diingat (contoh: jagoweb.com) menjadi alamat IP (angka-angka) yang digunakan komputer untuk saling terhubung. Tanpa DNS, kita harus menghafal alamat IP yang panjang setiap kali ingin mengunjungi sebuah situs, padahal nama domain jauh lebih sederhana dan manusiawi.
Selain fungsi dasar penerjemahan nama domain, DNS server kini punya peran lebih besar: menjaga kecepatan akses internet, memastikan keamanan saat berselancar online, dan mendukung berbagai layanan internet modern seperti IoT, cloud, serta jaringan generasi terbaru seperti 5G. Jika DNS mengalami gangguan, efeknya bisa sangat luas: situs sulit diakses, lambat, atau bahkan akses terblokir.
Komponen Utama dalam Sistem DNS
Sebelum memahami bagaimana alur permintaan nama domain berjalan dari awal hingga situs terbuka, penting mengetahui bagian-bagian utama yang terlibat:
Resolver Ini adalah pihak pertama yang menerima permintaan dari browser atau perangkatmu. Resolver lokal bertugas mencari tahu alamat IP dari nama domain yang diminta, bisa dari cache jika sebelumnya sudah pernah diakses, atau menghubungi server DNS lain jika belum.
Root Server Setelah resolver tidak menemukan data dalam cache, resolver akan menghubungi root server. Root server menyimpan informasi tentang domain tingkat teratas (top-level domains, TLD) seperti .com, .net, .id, dan lainnya.
TLD Server (Server Domain Tingkat Atas) Jika permintaan domain adalah misalnya “.com”, maka resolver diarahkan ke TLD server .com yang menangani pertanyaan domain-domain yang memakai ekstensi tersebut.
Authoritative Server Ini adalah server sumber data definitif untuk domain tertentu. Di sinilah tersimpan alamat IP yang benar untuk domain seperti jagoweb.com. Ketika semua tahapan sebelumnya telah dilalui, authoritative server memberikan respons alamat IP ke resolver.
Agar lebih jelas, berikut urutan lengkap bagaimana browser kamu mengakses situs berdasarkan nama domain:
Permintaan dari Browser ke Resolver Lokal Saat kamu mengetik nama domain di browser atau klik link. Perangkatmu mengirim permintaan ke resolver DNS lokal (biasanya disediakan oleh ISP atau pengaturan DNS publik di perangkat).
Pemeriksaan Cache Resolver memeriksa apakah alamat IP untuk nama domain tersebut sudah tersimpan (cache). Jika sudah ada, resolver langsung menggunakannya sehingga proses menjadi lebih cepat.
Permintaan ke Root Server Jika tidak ada di cache, maka resolver mengirim permintaan ke root server untuk mendapatkan petunjuk ke TLD server yang sesuai.
Melanjutkan ke TLD Server Root server akan memberi tahu TLD server yang mengelola ekstensi domain (misalnya .com, .id, atau ekstensi lain) tempat domain itu berada.
Menghubungi Authoritative Server Resolver kemudian mengirim permintaan ke authoritative server dari domain spesifik untuk mengetahui alamat IP yang tepat.
Kembali ke Resolver dan Browser Mengakses Situs Setelah authoritative server memberi alamat IP, resolver menyampaikan ke browser, dan browser langsung membuka situs tersebut.
Biasanya keseluruhan proses (resolusi DNS) ini hanya memakan waktu sangat singkat, terutama jika resolver sudah punya cache yang relevan.
Teknologi Update dan Fitur Keamanan DNS
Di tahun-terbaru ini (2025), DNS tidak hanya “penerjemah nama domain”. Tapi makin canggih dengan berbagai fitur baru agar lebih aman dan responsif. Berikut beberapa di antaranya:
DNS over HTTPS (DoH) — mengenkripsi permintaan DNS agar aktivitas kamu saat buka situs tak mudah disadap atau diintip.
DNS over TLS (DoT) — opsi lain untuk mengenkripsi komunikasi DNS agar privasi lebih terjaga.
Smart DNS — fitur yang membantu bypass pembatasan geografis konten yang diblokir di beberapa wilayah, tanpa harus ganti IP manual.
Tantangan dan Dampak DNS terhadap Pengguna & Bisnis
Meskipun sudah banyak pengembangan, ada beberapa tantangan tetap yang harus diperhatikan:
Serangan DDoS — server DNS bisa menjadi target serangan besar yang bisa membuat situs tak bisa diakses jika servernya dibanjiri permintaan palsu.
Privasi Pengguna — meski sudah ada DoH dan DoT, beberapa penyedia DNS masih mengumpulkan data aktivitas pengguna, yang bisa menimbulkan kekhawatiran.
Latency atau Keterlambatan Akses — di area yang infrastrukturnya belum baik, proses resolusi DNS bisa agak lama, mengurangi pengalaman pengguna.
Bagi bisnis online, performa DNS menjadi faktor penting: kecepatan akses situs memengaruhi kepuasan pengguna, ranking di mesin pencari, dan pada akhirnya penjualan. Keamanan juga tak kalah penting: risiko seperti DNS hijacking bisa menyebabkan pengguna diarahkan ke situs palsu, mencederai kepercayaan dan reputasi.
Artikel tentang Cara Kerja DNS Server ditulis ulang oleh : Rahma Azhari | Editor : Micheal Halim